Monday 23rd of December 2024

Setoran Pajak Digenjot Hingga Cetak Rekor Baru Rp 3000 T, Sri Mulyani Ungkap Perjuangannya

Setoran Pajak Digenjot Hingga Cetak Rekor Baru Rp 3000 T, Sri Mulyani Ungkap Perjuangannya

--

Mapelku.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara terbuka menyampaikan tantangan besar dalam mengumpulkan penerimaan pajak untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

“Kami telah menyampaikan postur APBN 2025 dan telah ditetapkan oleh DPR menjadi undang-undang di mana dari sisi penerimaan negara sebesar Rp 2.996,9 triliun. Kita hampir mencapai Rp 3.000 triliun dan ini adalah rekor terbaru penerimaan negara, mendekati Rp 3.000 di mana penerimaan perpajakan ditargetkan Rp 2.189,3,” ujar Sri Mulyani dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10).

Baca juga: Setoran Pajak Digital Capai Angka Fantastis Hingga 28 Triliun, Masih Bisa Bertambah Hingga Akhir Tahun 2024

Baca juga: Aturan PPN 12 Persen Berlaku 1 Januari 2025 Sudah Fix, Bisnis Lokal Menjerit

“Tidak apa-apa bertepuk tangan, memang sulit mengumpulkan pajak. Kalau gampang, tidak perlu tepuk tangan,” tambahnya.

Dia menambahkan penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan bea cukai telah dirancang cukup ambisius namun tetap realistis. Langkah ini diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan belanja untuk mendukung program pemerintahan baru.

Pendapatan negara pada tahun 2025 ditargetkan sebesar Rp 2.996,9 triliun. Target tersebut meningkat dibandingkan dengan target APBN 2024 yang sebesar Rp 2.802,29 triliun. Kemudian, penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.490,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 505,4 triliun.

Baca juga: Cagub-Cawagub Steven Kandouw-Denny Tuejeh Paparkan Visi Misi Cemerlang Dalam Debat Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Baca juga: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Lakukan Evaluasi Cathlab Tahun 2024 di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

“Kami terus mendesain penerimaan perpajakan dan PNBP di satu sisi cukup ambisius tapi juga realistis, sehingga bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di satu sisi, di sisi lain mampu memenuhi kebutuhan belanja program pemerintah yang baru,” pungkasnya.

Source:

Update Terbaru

RELATED POST